Fadli Zon Beberkan Alasan Elektabilitas Prabowo Mandek
Waketum Gerindra Fadli Zon/MI/Susanto |
Jakarta (Lampost.co) -- Wakil
Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tak mempersoalkan elektabilitas
Prabowo Subianto yang tak bergerak dalam rilis survei terbaru Populi
Center. Elektabilitas mandek karena Prabowo belum turun ke lapangan.
"Enggak ada masalah. Ini kan lucunya ada petahana, ada di posisi satu, biasa saja," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 1 Maret 2018.
Wakil Ketua DPR itu menjelaskan Gerindra bakal getol menjalin komunikasi dengan mitra koalisi. Momen Pilkada Serentak 2018 bisa dimanfaatkan Prabowo bertemu langsung masyarakat.
"Belum bergerak saja sudah tinggi, sudah ditakuti. Apalagi kalau bergerak?" ucap Fadli.
Di sisi lain, Fadli memahami elektabilitas kompetitornya, Presiden Joko Widodo, yang masih unggul jauh. Petahana, kata Fadli, memiliki ruang lebih besar untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat.
"Jadi itu semacam structured political campaign. Walaupun tidak dimaksudkan demikian, tapi jabatan sebagai presiden tentu apa yang dilakukan menarik perhatian. Jadi sangat wajar," ucap dia.
Dalam survei Populi Center per Februari 2018, elektabilitas Prabowo hanya sekitar 15,4 persen. Angka itu menurun dari survei pada Desember 2017 sebesar 18,9 persen.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo masih menempati posisi tertinggi dengan 52,8 persen suara. Meski begitu, elektabilitasnya menurun dari survei pada Desember 2017 sebesar 54,9 persen suara.
Sumber: Lampost
"Enggak ada masalah. Ini kan lucunya ada petahana, ada di posisi satu, biasa saja," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 1 Maret 2018.
Wakil Ketua DPR itu menjelaskan Gerindra bakal getol menjalin komunikasi dengan mitra koalisi. Momen Pilkada Serentak 2018 bisa dimanfaatkan Prabowo bertemu langsung masyarakat.
"Belum bergerak saja sudah tinggi, sudah ditakuti. Apalagi kalau bergerak?" ucap Fadli.
Di sisi lain, Fadli memahami elektabilitas kompetitornya, Presiden Joko Widodo, yang masih unggul jauh. Petahana, kata Fadli, memiliki ruang lebih besar untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat.
"Jadi itu semacam structured political campaign. Walaupun tidak dimaksudkan demikian, tapi jabatan sebagai presiden tentu apa yang dilakukan menarik perhatian. Jadi sangat wajar," ucap dia.
Dalam survei Populi Center per Februari 2018, elektabilitas Prabowo hanya sekitar 15,4 persen. Angka itu menurun dari survei pada Desember 2017 sebesar 18,9 persen.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo masih menempati posisi tertinggi dengan 52,8 persen suara. Meski begitu, elektabilitasnya menurun dari survei pada Desember 2017 sebesar 54,9 persen suara.
Sumber: Lampost
Komentar
Posting Komentar